a 19 year old girl. college student and fangirl.

Wednesday, May 16, 2018

Coba Bersyukur

Hari ini puasa pertama di tahun 2018, Alhamdulillah masih dipertemukan lagi di bulan Ramadhan.

Pagi ini hujan, dengan mata yang sedikit agak ngantuk tiba-tiba keinget sama kejadian ini.

Jadi aku itu sekarang kuliah disalah satu universitas swasta di medan. Udah jelas alasannya karena aku gagal mencoba di universitas negeri. Aku ikut test sbmptn dan politeknik negeri di medan dan semuanya gagal.

Semua aku coba di medan. Mama sama Papa nggak ngasih aku kuliah diluar kota dengan berbagai macam alasan. Salah satunya, mereka nggak bisa percaya aku bisa hidup sendirian disana.

Setelah pengumuman sbmptn dan aku dinyatakan nggak lulus, kecewa itu jelas. Tapi nggak nangis. Kecewa gitu aja. Ngerasa kayak, kenapa aku nggak pernah kedapatan untuk bisa ngerasain sekolah di negeri sekali aja?? Dari Tk-kuliah selalu swasta.

Setelah itu aku coba di politeknik negeri medan. Dua kali, dan keduanya juga gagal. Di test kedua, bisa disebut hampir lulus tapi ternyata nggak juga.

Disitu aku nangis.

Karena setelah pengumuman, Papa yang masih di kantor, nelpon. Nanya, "gimana, kak?" terus tiba-tiba aku nangis, ngerasa kayak ngecewain banget. Papa nanya lagi, "kenapa nangis?" terus aku jawab aku nggak lulus dan papa masih dengan baik hatinya bilang. "nggak pa-pa, berarti belum rejeki. Udah jangan nangis lagi" dan nangisku malah makin kenceng:(

Akhirnya nggak mau larut sedih, papa juga nanya mau kuliah dimana, akhirnya aku daftar juga di universitas swasta ini. Jaraknya lumayan agak jauh dari rumah. Papa nemenin daftar. Awalnya, aku mau jurusan A. Tapi papa nggak ngijinin padahal papa sarjana jurusan itu:( terus akhirnya aku pilih jurusan B akreditasinya juga bagus di univ itu. Ya udah pas daftar ngambil no antri kan. Eh tiba-tiba aku denger cowok yang lagi daftar, satu no diatas aku, lagi mohon biar dia bisa masuk jurusan B yang aku mau. Karena kata adm nya jurusan itu udah tutup karena yang daftar banyak, jadi full. Aku bilang ke papa, terus papa bilang "Kalau misalnya nggak bisa masuk situ gimana? Kakak mau jurusan apa?" aku bilang nggak tau. Karena aku sebenarnya juga uda blank, bingung, mau nangis juga. Akhirnya karena sedikit permohonan, si cowok itu diterima. Dia Mahasiswa Terakhir Yang Di Terima Di Jurusan Itu Di Univ Aku Sekarang.

Terus nggak berapa lama, no urut aku di panggil. Aku udah siap-siap buat ikut-ikutan mohon biar aku keterima juga. Eh, rupanya enggak. Baru aja aku nanya, masih bisa daftar jurusan itu atau enggak, si mbaknya bilang udah nggak bisa. Pusing banget. Akhirnya ya udah, aku pilih jurusan yang nggak jauh beda sama jurusan yang aku mau itu. Dengan imingan, semua pelajarannya hampir mirip kok. Ok. Papa nggak maksa juga sebenarnya aku kuliah disana. Kata papa kalau aku mau jurusan yang aku mau itu, aku bisa cari di kampus lain. Tapi entah kenapa, aku maunya disana. Jadi berakhirlah aku di jurusan aku yang sekarang.

Nggak apa-apa.

Awalnya stress itu pasti ada. Nyoba buat nyesuaiin diri sama bidang ini. Bahkan sampai sekarang kalau mau uts atau uas masih stress juga ya yaudah.

Aku nggak tau endingnya bakal gimana. Aku ngerasa ini takdir. Baru kali ini aku ngerasain kalau takdir itu emang ada dan jelas kerasa. Karena semuanya kayak emang udah di susun sama yang di atas.

Perasaan sejenis insecure pas ditanya kuliah dimana itu pasti ada ya. Apalagi kalau temen-temen kamu bener-bener ngeraih apa yang mereka inginkan. Masuk univ yang mereka mau.

Tapi, setiap orang punya jalannya masing-masing kan? Nggak melulu harus mengikuti jalur orang. Dan kadang, apa yang di mau hati, juga berbeda dengan apa yang sudah di tetapkan.

Aku pernah bilang ke papa, kalau aku itu nggak suka ditanya sama orang-orang aku kuliah dimana, jurusan apa.

Nggak tau kenapa kalau ditanya itu mendadak nggak enak aja.

Dan papa jawab, "Setiap rejeki itu udah di tetapkan sama Allah. Bersyukur aja. Kuliah yang serius. Insha Allah, nanti akhirnya baik. Dapat kerja yang bagus."

Untuk yang kesekian kalinya, mau nangis lagi pas papa ngomong gitu. Emang aku untuk sebagian hal suka cerita ke papa terus ke mama juga.

Selalu dan selalu bersyukur punya mereka di hidup aku. Yang selalu ngesupport sekalipun aku belum tau sebenarnya hal apa dari aku yang pernah buat mereka bangga dan bahagia.

Udah itu aja, ini kayanya panjang banget:(

Aku cuma mau ingetin aja. Jangan lupa buat banyak-banyak bersyukur yaaa!
Read More

Monday, April 30, 2018

Sekarang Biru Biru

Tiba-tiba kangen nulis. Kangen dengar suara ketik-ketik di laptop. Mungkin ini udah hampir setengah tahun aku hiatus dari dunia ketik-ketik ini? Kalau di pikir-pikir lama juga. Apalagi sekarang otak mendadak mati rasa, nggak tau kenapa nggak bisa ngayal kayak dulu lagi.

Tapi serius, jadi ngerasa bersalah karena hiatus dalam waktu selama ini. Apalagi dulu, waktu tamatin story terakhir di wattpad butuh waktu 2 tahun. 17 November 2015 - 15 Juni 2017. Gila ga sih? Sampai ada yang ngomen "setelah lulus smp sampai naik kelas 11, akhirnya tamat juga" antara mau ngakak sama nangis.

Emang nggak profesional sama sekali. Katanya hobi, tapi update kalau mood aja huhu. Padahal ada banyak cara kan ya penulis diluar sana nyari ide untuk ngelanjutin ceritanya, dengerin musik, baca buku, nonton drama. Tapi aku tuh paling nggak bisa nulis kalau nggak senang kali ya sedih kali. Aneh memang.

Selama aku nulis online, ada banyak suka dukanya. Aku mulai suka nulis dari kelas 1 SMA. Tepatnya tahun 2014. Dari yang cuma iseng baca fanfiction dan keterusan baca teen fiction. Aku yang emang dari dulu suka baca jadi punya khayalan sendiri buat bikin cerita. Jadi terbitlah satu cerita tentang doppelganger gitu. Kalian tau kan dopperganger? Yang katanya kita itu didunia punya 7 kembaran. Cerita itu tamat dalam waktu cepat. Nggak sampai setahun kayaknya. Tapiii, cerita itu sekarang aku un publish. Cupu banget memang. Jadi dulu aku tuh promosi ke temen-temen dekat aku di kelas kalau aku nulis cerita. Sebenarnya super malu bilang gitu. Apalagi aku itu termasuk orang yang overthinking. Yang nggak penting-penting pun dipikirin. Takut kalau di respon nggak sesuai harapan. Terus mereka pada bacain dan responnya BAIK BANGET. Di kasih semangat juga buat terus update. Tapi akhirnya satu temen cowok aku baca, aku juga nggak tau kenapa dia bisa nemu akun aku? Waktu tau dia baca, aku rasanya mau nangis aja. Karena aku udah yakin pasti bakal diejekin mulu sama dia di kelas, kayak dia itu suka ngulang-ngulang dialog yang ada di cerita aku itu.

MALU KAN.

Karena kesel, akhirnya aku un publish dan sekarang sebagian file-nya hilang waktu aku mau revisi ulang. Aku suka cerita itu, bahkan kalau di ingat-ingat gimana endingnya suka mikir, "Kok aku bisa nulis cerita gini ya?" entah dapat khayalan dari mana pun aku nggak tau.

Tapi untungnya, nulis online itu banyak sukanya. Selain bisa nemuin hobi, bisa nambah temen juga. Karena kalau bacain komen di setiap chapter gitu, senengnya luar biasa.

Sejauh ini, sangat sangat bersyukur karena masih ada orang-orang yang ngedukung hobi ini. Seneng, tapi sedih juga karena belum bisa di apresiasi dengan baik.
Read More
Powered by Blogger.